Jumat, 12 Desember 2014

Usia 24 itu?

7 Desember 2014.

Ya Allah sudah hampir seperempat abad saja usia ku. Alhamdulillah masih sehat walafiat dan baik-baik saja. Namun, mengingat banyak sekali hal dan kejadian yang subhanallah membuat saya tertawa, bersedih, sakit hati dan tentunya galau ga karuan. 
Kenapa? Awal usia 23 saya lulus kuliah dan galau sekali move on ke pekerjaan baru dan sekarang ternyata saya masih kerja di pekerjaan lama saya. Next, masih berasa mimpi saya ini guru dan nama pun bergelar guru. Sungguh, profesi yang tidak pernah saya inginkan sejak kecil. Parah....emang kenyataannya.Lanjut, sampai saat ini saya masih galau karena ingin atmosfer pekerjaan baru yang tentunya lebih baik.

Dibalik semua itu tentunya ada harapan dan cita-cita yang entah tidak bisa dihitung terus menggantung dan meminta untuk diwujudkan diantaranya:

1. Menikah
Baru kali ini ketika ulang tahun tiba-tiba secara tidak langsung perkataannya orangtua langsung to the point to the marriage. "Kamu tuh jangan karir mulu yang difikirkan, udah saatnya nikah dan berumah tangga" #tepok jidat. Ehh..pacar atau calon suamiku jadi kapan kamu akan meminangku? (ngomong ma tembok). Intinya, kenapa ditaruh di urutan yang pertama ya minta doanya agar disegerakan. Amiin

2.Kerja
"Cintai apa yang kamu kerjakan atau kerjakan apa yang kamu cintai". Entah semenjak lulus kuliah passion mengajar sepertinya berkurang padahal tidak tega saya jika harus asal mengajar karena ada peran saya dalam setiap anak didik yang saya ajarkan. Semoga pekerjaan baru yang menarik dan saya cintai segera tiba.

3.Travelling
Susahnya jalan ke tempat yang jauh sedikit saja, si mama udah ngomel-ngomel, musim hujanlah, apalah intinya khawatir but can you trust me? I am 24 years old now. Maka dari itu semoga dikaruniai suami yang hobi travelling biar si mama gak khawatir lagi. #ngarep. Namun, saat ini saya punya waktu jalan biasanya pas weekend, hambatannya itu jika weekend itu tempat travelling rata-rata sumpek karena banyak manusia yang juga liburan. tidakkk....! Alternatif ya lebih baik cari tempat lain.

4. Beasiswa LN
Inilah impian saya semenjak remaja, impian yang awalnya diracuni oleh novel Laskar Pelangi. Target utama inginnya ke Europe tapi US, Aussy dan negara-negara menarik lainnya juga tidak masalah. Mau itu beasiswa short courses / S2 tidak apalah, syukur-syukur jika nyangkut dua-duanya. Amiin. Mohon do'anya.

5. Umroh / Naik Haji Orang Tua
Syukur-syukur saya juga bisa ikut. Amiin.


Rabu, 05 November 2014

Kecewa itu....?

Klik....tiba-tiba di beranda facebook saya terdapat foto sekelompok pemuda yang sedang selfie di Gunung Gede sepertinya (soalnya belum pernah ke sana, parah padahal gak jauh-jauh amat dari rumah) dan salah satu diantara mereka itu terdapat sesosok yang saya kenal. Ngakunya sih soulmate tapi jangankan ngajak bilang-bilang saja tidak! mari kita bahas.

Seketika saya langsung mengambil handphone dan langsung meneleponnya.

Alhamdulillah Lulus (Post yang tertinggal)

Happy ever after! Itulah yang saya rasakan ketika kelulusan, senyum merekah menandai perjuangan menyelesaikan skripsi yang dilalui niat, usaha, tawa, canda, bahkan tangis. Saya merasa lebih sering menangis ketika mengerjakan skripsi. Kenapa menangis? Saya orangnya melankolis dan jika dihadapkan pada kesulitan saya akan menangis, menangis sendiri setelah itu lega rasanya. Cengeng dong! Emang iya!

Jumat, 24 Oktober 2014

Lika-Liku Job Seeker Seorang Guru

Lega sekali hati ini karena pada 7 Februari 2014 saya dinyatakan lulus dengan hasil yang .... Alhamdulillah tidak mengecewakan dan ceritanya resmi bergelar S.Pd (senangnyaaa....). Senyum sumringah ini saya tunjukkan kepada orangtua saya sambil memberikan surat hasil sidang setibanya pulang ke rumah. Tak hanya itu, kebanggaan luar biasa terpancar dari wajah orang tua ketika saya di wisuda 28 April 2014. Tapi dibalik semua itu ternyata ada perjuangan berat yang sebenarnya tidak cukup dinyatakan dengan selembar ijazah, terlebih lagi saya kuliah reguler sambil ngajar, jurusan yang diambil pun agak rumit terlebih ketika skripsi,itulah jurusan bahasa.

Kamis, 18 September 2014

Nostalgia di Ujung Genteng

Sabtu, 9 Agustus 2014

Tepat pukul 05.00 WIB setelah menempuh perjalanan selama  tujuh jam dari Bogor, akhirnya saya dan teman-teman tiba di penginapan sekitar Pantai Pangumbahan. Kami adalah teman-teman lama yang orang selama masa SMA, namun perjalanan kali ini hanya sembilan orang saja yang ikut. Sepanjang jalan tak henti-hentinya kami berbincang-bincang meluapkan rasa kangen hingga setibanya di penginapan badan pun ambruk di tempat tidur.

Minggu, 18 Mei 2014

Kapan Kamu Menikah?

Entah ini postingan aneh atau nyeleneh, pastinya mengisi kekosongan setelah kelulusan dengan kata lain resmi jadi pengangguran setengah hari. Selain itu menjawab rasa penasaran pertanyaan dari kerabat, teman bahkan para fans atau seseorang yang pernah saya tolak hihi. Di usia saya yang ke 23 semua sepertinya 'kepo' tentang masalah "KAPAN MENIKAH?" Saya yakin teman-teman seusia saya bahkan di atas saya dilanda permasalahan ini.

Senin, 05 Mei 2014

Pendakian Perdana Swiss Van Java (Mt. Papandayan)

Ini adalah pendakian pertama saya ke sebuah tempat yang bernama gunung, tepatnya gunung Papandayan. Sebuah gunung yang terkenal ramah treknya untuk pemula. Gunung ini terletak di Garut, Jawa Barat.

Jumat, 04 April 2014

Berpetualang di kaki Gunung Salak

Libur hari raya Nyepi yang jatuh pada Senin, 31 Maret 2014 sungguh menjadi moment agak berbeda karena sebagai anak rumahan saya jarang liburan kemana-mana meskipun hari Minggu tiba. Singkat kata, saya akhirnya merasa senang bisa keluar dari rutinitas sehari-hari yang menjemukan.

Senin, 27 Januari 2014

Napak Tilas Kebersamaan di Pulau Tidung

     Kaki saya sangat ingin melangkah menuju suatu tempat yang indah dan belum saya kunjungi, apa daya waktu dan kesempatan belum terlihat. Untuk mengobatinya, lets' flash back best memory in 2013.

   Silaturahmi saya bersama beberapa teman ke pondok tercinta tanpa disengaja membuahkan trip ke Pulau Tidung. Kawasan wisata ini kami pilih karena ada teman kami yang berasal dari sana sehingga memudahkan akses untuk berlibur.

Minggu, 12 Januari 2014

Melangkahkan Kaki ke Kota Tua Jakarta

Minggu, 5 Januari 2014

Seusai mandi akhirnya saya melirik jam dinding.

"Hah, jam 08.05, berarti saya terlambat" ujarku dalam hati.


        Perjalanan yang harusnya dimulai pukul 08.00 hanyalah jadi mimpi. Akhirnya saya aktifkan handphone yang belum terisi penuh baterainya untuk mengirim sms kepada seseorang yang ikut perjalanan kali ini. Namanya Erik, saya sih manggilnya Aa. Seseorang yang siap menemaniku  ke mana pun saya ngebolang sampe kebelet pun siap hehe, terkecuali ke gunung ( I'll tell u the reason latter, maybe banyak dedemitnya kali disana). Yes, he is the one for me lol.
      Kami berangkat dari rumahku pukul 08.45 dan sampai di stasiun KA Bojonggede dan langsung membeli tiket dengan tujuan Kota Tua, harganya Rp10.000,-/orang (ongkos ke Kota Tua+kartu KA Commuter). Tak perlu khawatir terlewat, karena Kota Tua adalah stasiun pemberhentian terakhir. Tak lama kami menunggu di jalur pemberangkatan, akhirnya kereta datang dan kami tidak mendapatkan tempat duduk, apessnyaa jadi berdiri deh sampai akhir tujuan. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam lebih.

10.45
Depan stasiun kota.

"Terus kemana lagi ya kita?" ujarku dengan nada kebingungan.
"Ya sudah jalan aja dulu, lewat sini kayaknya" balasnya.

       Kami memang belum pernah berkunjung ke Kota Tua Jakarta walaupun kami asli dari kota tetangga yaitu Bogor, kurang gaul kali yaa..ckckckc kecuali stasiun kota, saya pernah mengunjungi stasiun ini tahun lalu ketika trip ke Pulau Tidung. Setelah puluhan meter berjalan kami belum menemukan Kotu (Kota Tua) itu di mana dan yang terlewati pertama kali adalah Museum Bank Mandiri. Kami pun penasaran dan memasukinya.